Pencemaran Lingkungan
PortalHijau.Com

Pencemaran Lingkungan, Penyebabnya dan Solusinya

Pencemaran Lingkungan
PortalHijau.Com

Pencemaran lingkungan atau polusi adalah dimasukannya atau masuknya zat energi, makhluk hidup beserta komponen lainnya ke dalam suatu lingkungan sehingga merubah tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau proses alam yang mana ini menyebabkan turunnya kualitas suatu lingkungan turun hingga ke tingkat tertentu dan akhirnya menjadikan lingkungan tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.

Pencemaran lingkungan itu sendiri disebabkan oleh adanya kegiatan manusia dan bisa juga disebabkan oleh alam (seperti gunung meletus dll). Pencemaran lingkungan tidak dapat sepenuhnya dicegah, sehingga tugas kita selanjutnya adalah meminimalisirnya. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan lingkungan bisa menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan.

Pencemaran bisa terjadi karena adanya zat atau bahan yang disebut sebagai polutan. Suatu zat disebut polutan apabila keberadaan zat tersebut mengakibatkan kerugian terhadap makhluk hidup. Misalnya, karbon oksida yang memiliki kadar 0,033 % akan bermanfaat bagi tumbuhan, namun jika kadarnya lebih tinggi dari angka tersebut, karbon dioksida justru merusak.

Selebihnya, suatu zat dikatakan sebagai polutan pada 3 kondisi berikut ini:

  • Jumlahnya melebihi kadar normal,
  • Terdapat di tempat yang tidak seharusnya,
  • Terdapat pada waktu yang tidak seharusnya.

Sedangkan sifat dari polutan adalah:

  • Merusak tapi sementara, sehingga ketika polutan sudah bereaksi dengan zat lingkungan tidak akan merusak lagi.
  • Merusak dalam rentang waktu yang lama.

Seperti pada kasus dimana Pb tidak akan merusak jika konsentrasinya rendah. Namun jika terus menerus dibiarkan, lama-kelamaan Pb akan terakumulasi di dalam tubuh hingga mencapai tingkat merusak.

Pencemaran lingkungan bisa terjadi karena dua faktor, yakni faktor alam dan manusia. Ditinjau dari segi biofisik, pencemaran ini dijelaskan sebagai masuknya aliran residual (residual flow) yang mana disebabkan oleh tindakan manusia yang berpengaruh pada sistem lingkungan.

Tidak dipungkiri jika sebuah bidang usaha atau pabrik merasa puas karena bisa menghasilkan suatu produk atau barang. Dan konsumen pun merasa terbantu karena kebutuhannya terpenuhi dengan adanya produk-produk dari pabrik.

Tapi, disisi lain kegiatan ini juga menghasilkan serta meninggalkan limbah yang tentu saja berpengaruh pada sistem lingkungan. Lebih dari itu sifat limbah pabrik ini cenderung negatif.

Bentuk limbah ini terbagi menjadi beberapa kelompok; limbah industri, limbah domestik, sedimen, pertanian, pembangkit nuklir dan polusi laut. Sedangkan pencemaran dibagi menjadi; pencemaran tanah, air dan udara.

Pencemaran semakin meningkat ketika populasi manusia terus bertambah dimana hal ini juga menandai bahwa kebutuhan manusia terus meningkat setiap harinya. Apalagi pencemaran yang terjadi tidak dilihat dari satu orang saja, melainkan dilihat dari populasi manusia yang ada. Saat populasinya besar, maka pencemaran yang terjadi juga semakin besar.

Contohnya; Di suatu ekosistem ada satu orang yang membuang limbah, maka sungai tersebut masih mampu menetralkan diri. Tapi lain halnya jika 10.000 orang membuang limbah di ekosistem sungai yang sama, maka bisa dipastikan sungai tersebut tidak dapat membersihkan diri dari bahan pencemar yang ada. Hasil akhirnya, air di sungai menjadi tercemar.

Pencemaran Tanah

bahan Pencemaran Tanah
habibullahurl.com

Tanah menjadi salah satu ekosistem yang memiliki peran penting bagi kehidupan makhluk hidup; manusia, hewan, tumbuhan dll. Sebenarnya beruntung karena kita tinggal di Indonesia, sebab Indonesia mempunyai hutan tropis yang mana sangat penting untuk kesuburan tanah.

Akan tetapi kesuburan tanah tersebut bisa hilang diakibatkan menipisnya nutrisi tanaman yang akhirnya berpengaruh pada produksi pertanian, bahkan kapasitas air dalam tanah pun turut berkurang.

Apalagi ketika tindakan manusia dalam menebang hutan secara sembarangan serta bentuk tindakan penggundulan tanah lainnya tidak segera ditindak tegas, maka tanah akan mengalami erosi. Dan ketika curah hujan yang tinggi terus-menerus terjadi, ini akan mempengaruhi fisik, biologi, dan kimia tanah.

Pencemaran tanah merupakan masuknya bahan pencemar (bisa padat atau cair) dan polutan ke dalam tanah. Pencemaran ini bisa terjadi langsung akibat pemakaian pupuk secara berlebihan, insektisida, pestisida hingga sampah radioaktif yang mana semua bahan-bahan kimia tersebut termasuk bahan berbahaya dan akan mempengaruhi genetis sel organisme yang bersinggungan dengannya serta limbah sampah anorganik dimana sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan.

Sedangkan pencemaran air yang mengandung polutan berpengaruh pada susunan kimia tanah dan berakibat pada terganggunya atau terpustusnya jaring-jaring makanan. Sementara itu, pencemaran tanah berakibat pada terbunuhnya mikroorganisme (zat pengurai) dan bisa mempengaruhi jaring-jaringan makanan yang ada.

Bahan-bahan pencemar tersebut mengandung logam berat (seperti; merkuri, materai bekas), yang ketika dibuang secara sembarangan akan meresap ke dalam tanah sehingga terjadilah pencemaran tanah. Jenis logam berat lain seperti kadmium, litium, dan merkuri bisa mengakibatkan kecacatan dan merusak susunan saraf pada keturunan organisme.

Bahan-bahan pencemar atau polutan dikelompokkan menjadi:

Bahan pencemar fisik

Pencemaran Tanah
bisakimia.com

Bahan-bahan pencemar fisik meliputi barang-barang bekas (bisa padat atau cair) yang tidak dapat atau sulit diurai oleh bakteri pengurai. Seperti; besi rongsokan, plastik bekas, minyak tanah, kertas bekas, perabot rumah tangga bekas, kaleng bekas dll. Itu artinya ketika barang bekas tidak diolah kembali akan menumpuk dan memenuhi lingkungan. Hal ini tentu merusak pemandangan, dan yang paling parah adalah bisa mengancam kesejahteraan masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Lambat laun keadaan seperti ini akan berpengaruh pada rusaknya biota lingkungan.

Bahan pencemar biologis

Bahan pencemar biologis

Pencemaran biologis ini tidak bisa dipisahkan dari organisme yang dapat mengganggu dan merusak kelestarian lingkungan. Yang termasuk bahan pencemar biologi adalah virus, hama tanaman, bakteri patogen, jamur dan sampah organik lainnya.

Bahan pencemar kimiawi

Bahan pencemar kimiawi

Dikatakan bahan pencemar kimiawi jika jumlah kadar zat kimia tersebut melebihi nilai ambang batas sehingga mengakibatkan adanya pencemaran. Sedangkan bahan pencemar kimiawi ini dikategorikan menjadi tiga. Pertama bahan pencemar kimiawi jenis gas; CO, CO2, etana, metana, NO, NO2 dan ozon.

Kedua bahan pencemar jenis sintetis; pupuk organik, deterjen, herbisida, pestisida, cat, zat pewarna dan plastik. Ketiga bahan pencemar jenis logam; Cr, Ni, Hg, Se, Pb, As, Cd. Ketiga jenis bahan pencemar tersebut sama-sama berakibat pada turunnya kesejahteraan lingkungan.

Lalu yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran tanah adalah dengan memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Jadi, untuk sampah organik didaur ulang dan dijadikan kompos. Sedangkan sampah anorganik dimanfaatkan kembali serta melakukan tindakan reboisasi pada hutan-hutan gundul.

Kesadaran masyarakat juga sangat diperlukan, agar masyarakat tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat. Lagi pula sampah juga akan menyebabkan banjir apabila sampah-sampah tersebut dibuang ke sungai. Aliran sungai, selokan, dan saluran air menjadi tersendat karena dipenuhi sampah.

Remediasi

 

Hal yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran tanah lainnya adalah dengan remediasi. Remediasi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan permukaan tanah. Berikut adalah hal yang perlu diketahui sebelum tindakan remediasi dilakukan.

Apa jenis pencemarnya (organik atau anorganik), berbahaya atau tidak, dan terdegradasi atau tidak,

  • Perbandingan karbon (C), fosfat (P), nitrogen (N),
  • Berapa jumlah kadar zat pencemar yang sudah mencemari tanah pada area tersebut,
  • Jenis tanah dan kondisi tanah (tanah basah atau kering),
  • Berapa lama zat pencemar mengendap di area tersebut,
  • Bagaimana kondisi pencemaran (apakah harus segera dibersihkan atau bisa ditunda).

Remediasi tanah itu sendiri ada dua jenis; in-situ (on-site) atau ex-situ (off-site). Remediasi jenis on-site ialah pembersihan di area tercemar. Remediasi ini jauh lebih mudah dan murah. Pada remediasi ini terdiri dari pembersihan, injeksi atau venting dan bioremediasi.

Sedangkan pembersihan off-site merupakan penggalian tanah yang tercemar lalu dibawa ke lokasi yang lebih aman. Selanjutnya tanah tersebut dibersihkan dari bahan-bahan pencemar. Langkahnya adalah; tanah disimpan di tanki atau bak yang kedap, lalu pompakan zat pembersih ke dalam tanki atau bak. Kemudian bahan pencemar dipompakan keluar dari tanki atau bak dan selanjutnya diolah dengan menggunakan instalasi pengolah air limbah. Karena prosesnya yang cukup memakan waktu dan sedikit rumit, maka pembersihan ini membutuhkan biaya yang besar.

Bioremediasi

Bioremediasi pencemaran tanah

Bioremediasi merupakan tindakan membersihkan tanah yang tercemar dengan memanfaatkan peran mikroorganisme (bakteri dan jamur). Tujuan dari bioremediasi ini adalah mendegradasi atau mengurai zat pencemar menjadi bahan yang tidak beracun atau kurang beracun.

Berikut 4 teknik dasar yang umumnya dilakukan ketika bioremediasi:

  • Menambahkan nutrien sebagai bentuk stimulasi aktivitas mikroorganisme di area tercemar,
  • Mengatur kondisi redoks, optimasi ph, dll
  • Menanam mikroorganisme (inokulasi) di area tercemar, kemampuan biotransformasi khusus,
  • Memanfaatkan immobilized enzim

Perlu diketahui juga bahwa tindakan bioremediasi ini harus memperhatikan ketersediaan tanah, temperatur tanah, perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, ketersediaan air dan oksigen.

Pencemaran Air

Pencemaran Air
sehatafiat.com

Air dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi atau untuk memenuhi keperluan lain. Inilah mengapa air berperan penting bagi kehidupan. Bukan hanya manusia yang membutuhkan air, ada pula tanaman dan hewan yang juga memerlukan air untuk bertahan hidup. Tapi, sekarang ini keberadaan air bersih semakin sedikit karena sumber air sudah tercemar. Pencemaran tersebut tidak terlepas dari ulah tangan manusia yang membuang limbah ke sungai serta kegiatan produksi yang tidak mengelola limbahnya dengan baik.

Air dikatakan tercemar apabila bahan pencemar sudah masuk ke dalam lingkungan air. Air yang menyimpang dari keadaan normalnya barulah disebut sebagai air tercemar. Tolok ukur normal atau tidaknya tergantung pada kegunaan dan sumber asal air itu sendiri.

Berikut adalah indikator atau tanda bahwa keadaan air di suatu lingkungan telah menyimpang dari kegunaan dan kedaan normalnya.

Adanya perubahan suhu air

Adanya perubahan suhu air
id.aliexpress.com

Oksigen yang larut di dalam air dihasilkan oleh udara yang terdifusi ke dalam air secara lambat. Semakin tinggi suhu suatu air, maka oksigen yang ada di dalamnya juga sedikit.

Air mengalami perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen

pH normal air adalah 6,5 – 7,5. Air dengan pH lebih kecil daripada pH normal memiliki sifat asam, dan air dengan pH lebih besar dari pH normal memiliki sifat basa.

Adanya perubahan warna, bau dan rasa air

Limbah organik dan anorganik  dapat larut dalam air, inilah yang menjadikan air mengalami perubahan sifat; warna, bau dan rasa. Jadi ketika kita menemukan air yang bau, bisa jadi ini berasal dari bahan buangan atau air limbah maupun hasil dari degadrasi bahan buangan oleh mikroba. Selanjutnya mikroba dalam air akan bertindak mengubah bahan buangan organik menjadi bahan yang berbau dan menguap.

Jika air di area tertentu memiliki rasa (selain air laut), maka bisa disimpulkan bahwa terjadi adanya pelarutan sejenis garam. Air yang memiliki rasa umumnya berasal dari garam yang larut, yang disebabkan pelarutan ion-ion logam  yang nantinya bisa merubah konsentrasi ion hydrogen pada air. Air yang mengalami perubahan rasa berarti juga mengalami perubahan pH.

Timbulnya endapan, koloidal dan bahan terlarut

Bahan buangan yang bersifat padat akan sulit larut dalam air sehingga memungkinkan mengendap di dasar sungai. Sedangkan bahan buangan yang bisa larut akan menjadi koloidal. Koloidal dan endapan tersebut akan melayang menutupi permukaan air dan akan menghambat masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Sedangkan sinar matahari ini penting bagi mikroorganisme yang akan melakukan fotosintesis. Inilah mengapa ketika air tercemar maka akan mengganggu organisme, sebab mikroorganisme tidak dapat melakukan proses fotosintesis sebagaimana mestinya.

Adanya mikro organisme

Proses degradasi bahan buangan yang masuk ke air lingkungan (sungai, danau, laut) akan berlangsung dengan baik apabila terdapat mikroorganisme di dalamnya. Jadi ketika limbah yang akan didegradasi banyak, akan menjadikan mikroorganisme turut berkembang biak dan memungkinkan mikroba patogen juga ikut berkembang biak.

Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan

Salah satu sumber yang bisa menaikkan radioaktivitas lingkungan adalah pembakaran batu bara. Zat radioaktif inilah yang akan mengakibatkan munculnya berbagai kerusakan biologis.

Bahan-bahan pencemar dikelompokkan menjadi 6 jenis:

  • Bahan buangan olahan dari makanan
  • Bahan buangan zat kimia
  • Bahan buangan organik
  • Bahan buangan anorganik
  • Bahan buangan berupa panas
  • Bahan buangan cairan berminyak

Sementara itu, akibat dari pencemaran air ini adalah dapat menjadikan mikroorganisme dalam ekosistem dan hewan air berangsur punah dan hewan air yang tercemar ini bisa meracuni orang yang memakannya.

Berikut adalah sumber pencemaran air berdasarkan jenis kegiatannya;

Effluent industri pengolahan

Maksudnya adalah pencemaran limbah cair berasal dari pembuangan sisa lahan pertanian, produksi, kegiatan domestik dan peternakan.

Sumber domestik atau buangan rumah tangga

Yaitu limbah buangan berasal dari rumah tangga, hotel, kantor, restoran, tempat hiburan, tempat ibadah, pasar dan lainnya.

Sumber Pencemaran Air

Secara umum sumber pencemaran air ini dikelompokkan menjadi sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung disini termasuk effluent yang berasal dari industri, TPA dan lainnya. Sedangkan sumber tidak langsung ialah kontaminan yang masuk ke dalam air melalui tanah, hujan, air tanah. Air tanah dan tanah juga mengandung sisa aktivitas pertanian (pupuk dan pestisida). Lalu kontaminan atmosfer bersumber dari kegiatan manusia dimana pencemaran udara akan menghasilkan hujan.

Pencemaran air dikelompokkan sebagai organik, anorganik, basa atau asam. Zat kimia yang sudah dikenal manusia hampir mencapai 10 juta zat dan 100.000 zat kimia sudah digunakan secara komersial. Biasanya sisa zat kimia itu dibuang ke air atau air tanah. Misalnya adalah deterjen, pestisida, PCBs, dan PCPs.

Dampak Pencemaran Air

Akibat adanya pencemaran air sebenarnya sudah banyak kita jumpai, seperti adanya hewan yang keracunan makanan, keracunan sumber air minum, tidak seimbangnya ekosistem danau dan sungai, rusaknya hutan karena hujan asam dan lain-lain.

Di badan danau, sungai, dan air, nitrogen dan fosfat mengakibatkan pertumbuhan tanaman air mengalami eutrofikasi berlebihan. Akibatnya adalah oksigen menjadi berkurang. Sehingga saat tanaman air mati, maka dekomposisi akan menyedot oksigen lebih banyak. Dampaknya, banyak ikan mati dan aktivitas mikroorganisme menurun.

Langkah Penyelesaian

Pencemaran air dapat ditanggulangi dengan cara mengurangi volume sampah. Bisa dengan mendaur ulang atau mengolah kembali sehingga menjadi barang yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan bahan kimia buangan dari rumah tangga. Hal ini tidak terlepas dari kehidupan masyarakat modern yang kesehariannya berkutat dengan ratusan jenis zat kimia. Misalnya dalam kegiatan memasak, mencuci, memupuk tanaman, dan membersihkan rumah.

Bukan hanya itu saja, kita juga bisa memanfaatkan peran teknologi untuk mengatasi pencemaran air ini. Instalasi pengolahan air limbah, instalasi pengolahan air bersih dimana keduanya dioperasikan dan dipelihara dengan baik akan membantu menguraikan substansi racun dari air yang telah tercemar. Meski bisa diatasi, bukan berarti kita boleh sembarangan membuang limbah. Jadi pastikan langkah preventif tetap diprioritaskan.

Pencemaran Udara

Pencemaran udara bisa terjadi karena ada makhluk hidup, energi, zat atau komponen lain yang masuk ke dalam udara maupun berubahnya susunan udara akibat kegiatan manusia. Akibatnya, kualitas udara menurun hingga ke tingkat tertentu dan menurunkan fungsi udara itu sendiri. Adanya penambahan atau pengurangan pada komponen udara oleh zat-zat kimia secara langsung atau tidak turut mempengaruhi kesehatan manusia, kenyamanan dan juga keamanan.

Pencemaran udara disebabkan adanya gas hasil industri, perumahan hingga kendaraan bermotor. Kesemuanya merupakan gas hasil pembakaran fosil (batu bara dan minyak bumi) serta penggunaan gas berbahaya seperti CFC (khloro fluorokarbon).

Udara itu sendiri merupakan hasil campuran beberapa jenis gas dan memiliki perbandingan tidak tetap. Jadi udara itu sifatnya tergantung dengan tekanan udara, suhu udara dan lingkungan sekitarnya.

Berikut adalah susunan komposisi udara bersih dan kering:

  • Oksigen                       (O2)     : 21,94 %
  • Karbondioksida           (CO2)  : 0,032 %
  • Nitrogen                      (N 2)    : 78,09 % volume
  • Argon                          (Ar)     : 0,93 %

Gas-gas lain yang juga terkandung dalam udara adalah gas nitrogen oksida, metana, hidrogen, amonia, belerang dioksida dan gas-gas mulia lainnya.

Adanya perkembangan teknologi dan industri yang sangat pesat ini berakibat pada meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Hal ini pula lah yang menyebabkan udara di sekitar menjadi tercemar. Selain itu, hasil pembuangan fosil (batu bara dan minyak bumi) dalam bentuk karbon dioksida dan belerang oksida. Sementara itu meningkatnya karbon dioksida di udara juga dapat berpengaruh pada efek rumah kaca, dan meningkatnya belerang oksida bisa menyebabkan hujan asam.

Penyebab pencemaran udara:

Faktor internal (alamiah)

  • Debu beterbangan karena angin
  • Debu hasil letusan gunung
  • Proses pembusukan sampah

Faktor eksternal (akibat kegiatan manusia)

  • Hasil buangan bahan bakar fosil
  • Debu akibat kegiatan industri
  • Penggunaan zat kimia berupa cairan yang disemprotkan ke udara

Walaupun demikian, pencemaran udara juga bisa disebabkan adanya campuran satu atau lebih zat bahan pencemar, baik dalam bentuk padat, cair atau gas yang terdispersi ke udara lalu meluas ke lingkungan sekitar.

Udara tidak bisa dilihat, tidak berasa dan tidak berbau. Sehingga ketika udara tercemar, maka lingkungan dan kesejahteraan hidup bisa terganggu.

Berikut adalah jenis-jenis pencemar udara:

Pencemar primer (origin), ialah pencemar yang dikeluarkan langsung ke udara.

Pencemar primer dibedakan menjadi:

  • Gas CO2 – Akibat adanya pembakaran bahan bakar minyak, solar, batu bara, logam, proses industri kimia dan mineral.
  • Gas Ammonia – Gas ini merupakan hasil bahan bakar dan proses industri kimia.
  • Gas Nox – Merupakan hasil pembakaran bahan bakar, kendaraan bermotor dan proses industri.
  • Gas Clorine dan NKI – Akibat adanya proses industri tekstil (cotton), serta bleaching dan refunery minyak.
  • Gas Hidro Karbon (HC) – Gas ini berasal dari proses pembakaran yang tidak sempurna, turbin gas, pesawat terbang, bahan bakar bensin dan solar, penggunaan pelarut organik.
  • Partikel – Merupakan senyama berbentuk padat dan memiliki diameter 0,0002 mikron serta memiliki ukuran lebih kecil dari 500 mikron.
  • Senyawa Flourida – Berasal dari proses refunery minyak, industri alumunium, industri pupuk dan pabrik baja.

Pencemar sekunder, merupakan pencemaran yang terbentuk di udara akibat adanya reaksi dari senyawa di udara dan biasanya juga merupakan hasil reaksi Photokimia dengan sinar matahari.

Misalnya; atom oksigen yang berasal dari senyawa Nox akan menimbulkan reaksi dengan oksigen di udara lalu membentuk senyawa Ozone.

Dampak yang muncul pada kesehatan akibat pencemaran udara:

  • Penyakit tersembunyi

Dikatakan penyakit tersembunyi karena tidak jelas apakah ini benar sakit atau tidak sakit. Alhasil pertumbuhan dan perkembangan serat sistem imun terganggu. Pencemaran udara ini erat kaitannya dengan meningkatnya mortalitas.

  • Fungsi fisiologi organ tubuh (syaraf dan paru-paru) menjadi terganggu.
  • Meningkatnya morbiditas

Pencemaran udara yang tidak segera ditanggulangi akan berakibat pada lemahnya sistem imun tubuh. Tubuh akan menjadi rentan terkena infeksi.

Dampak Pencemaran Udara

Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di wilayah yang mempunyai tingkat pencemaran udara tinggi berpotensi rawan penyakit, seperti; bintik hitam, klorosis, dan nekrosis. Adanya partikulat pada permukaan tanaman juga bisa menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam

Air hujan mempunyai pH normal 5,6 yang merupakan sebab adanya CO2 di atmosfer. Gas pencemar udara seperti SO2 dan NO2 akan bereaksi dengan air hujan lalu membentuk asam sehingga menurunkan pH air hujan. Dampak hujan asam di antaranya;

  • Merusak material dan bangunan
  • Merusak tanaman
  • Melarutkan logam berat
  • Mempengaruhi kualitas air permukaan
  • Efek rumah kaca

Efek rumah kaca ini bisa terjadi karena terdapat CO2, CFC, N2O, ozon dan metana di lapisan troposfer yang kemudian menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Inilah yang menyebabkan panas terperangkap di troposfer dan muncullah pemanasan global.

Dampak akibat adanya pemanasan global atau global warming:

  • Es di kutub akan mencair
  • Rusaknya lapisan ozon
  • Perubahan siklus hidup flora dan fauna
  • Perubahan iklim global hingga regional

Lapisan ozon ada di stratosfor dengan ketinggian 20-35 km adalah pelindung alami bumi yang berperan menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul ozon terjadi di stratosfer. Lalu emisi CFC yang mencapai stratosfer bersifat labil sehingga mengakibatkan laju penguraian lebih cepat dibandingkan proses pembentukannya. Inilah yang akhirnya menimbulkan lubang-lubang pada lapisan ozon.

Rusaknya lapisan ozon ini mengakibatkan sinar UV-B matahari tidak bisa difilter sehingga menyebabkan kanker kulit dan tanaman rentan terkena penyakit.

Sumber Tetap (Fixed Sources)

Ada 2 jenis pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengurangi adanya pencemaran udara:

Kontrol melalui sifat pengenceran di udara (Dispersion)

Penggunaan cerobong dengan ketinggian tertentu diharapkan akan membantu mengencerkan udara dan bahan pencemar sehingga ketika turun ke lapisan G-Sound udara tersebut tidak berbahaya lagi. Sementara itu, tinggi cerbong yang efektif yakni 2,5 kali bangunan tertinggi yang ada di sekitarnya. Tingginya cerbong tersebut juga tergantung dari kecepatan dan arah angin, temperatur dan faktor pengenceran.

Kontrol pada sumbu dengan meminimalisir bahan pencemaran

Mengurangi polutan ke udara melalui proses penghancuran, perubahan dan penangkapan.

Adapun alternatif lain yang dapat dilakukan adalah:

  • Merelokasi sumber pencemaran
  • Penggantian bahan bakar akhir
  • Sumber pencemaran dihentikan sementara
  • Netralisasi pencemaran
  • Pelaksanaan operasi sesuai SOP
  • Menerapkan teknologi penanggulangan pencemaran
  • Mendaur ulang limbah
  • Pencegahan limbah, menutup bocoran, mencegah adanya tumpukan limbah.

Demikian pentingnya mengetahui pencemaran lingkungan bagi kehidupan kita, oleh karena itu selalu tanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem lingkungan.